Cari Blog

Senin, 26 Agustus 2019

Tutorial Membuat Dynamic Routing


Langkah - Langkah Membuat Dynamic Routing

1. Buat desain seperti gambar di bawah ini.


2. Klik Router 1, buka tab CLI ketikkan perintah seperti pada gambar di bawah. 
3. Klik Server1, buka tab Config pilih Fastethernet 0/0 kemudian set semua ip menjadi DHCP.
4. Sekarang kita gunakan DHCP pada PC Client dengan cara klik PC6 - Desktop set semua IP menjadi DHCP.
5. Lakukan hal yang serupa pada PC7 dan PC8 sampai muncul tulisan DHCP request successful.
6. Kemudian lakukan tes koneksi pada tiap komponen jaringan. Jika tampilan sudah sama seperti yang ada pada gambar di bawah maka anda berhasil membuat konfigurasi DHCP router.


Tutorial Routing Static


Pengertian
Routing Static adalah jenis routing yang dilakukan admin/pengelola jaringan untuk mengkonfigurasi informasi tentang jaringan yang dituju secara manual.

Ciri- ciri routing static adalah sebagai berikut :
    Jalur yang dilalui spesifik yang dibuat oleh administrator
    Pengisian tabel routing dilakukan secara manual oleh administrator
    Biasanya digunakan untuk skala kecil

Cara kerja routing static adalah :
1. Konfigurasi dilakukan oleh administrator
2. Router melakukan routing berdasarkan informasi yang diterima dari tabel routing

Pada dasarnya routing static menggunakan perintah sebagai berikut

    #ip route <destination> <subnet mask> <next hop address>

Parameter pada sintag ip route :
- ip route = perintah untuk membuat routing static
- destination = network tujuan yang akan ditambahkan
- subnet mask = subnet mask yangdigunakan pada network
- next hop address = alamat dari router yang meghubungkan antar router/ router tujuan

Fungsi routing static ini adalah untuk menghubungkan 2 atau lebih jaringan sehingga dapat saling bertukar informasi meski dengan subnet yang berbeda.

Langkah - Langkah
1. Buka Cisco Packet Tracer nya yaa brooo...
2. Buat topologi seperti dibawah.
Topologi jaringan routing static
3. Konfigurasi IP dari setiap router dengan ketentuan seperti gambar diatas.
Konfigurasi fastethernet 0/0
4. Konfigurasi routing nya pada semua router.
Ikuti langkah berikut. Untuk sintagnya pakai yang ada di atas tadi yaa..
Itu contoh untuk konfigurasi router 0. Ketentuan pengisian ip route ada di bawah :

Router 0
Router (config) # ip route 192.168.2.0 255.255.255.0 192.168.4.2
Router (config) # ip route 192.168.3.0 255.255.255.0 192.168.4.2
Router (config) # ip route 192.168.5.0 255.255.255.0 192.168.4.2
Router 1
Router (config) # ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 192.168.4.1
Router (config) # ip route 192.168.3.0 255.255.255.0 192.168.5.2
Router 2
Router (config) # ip route 192.168.2.0 255.255.255.0 192.168.5.1
Router (config) # ip route 192.168.1.0 255.255.255.0 192.168.5.1
Router (config) # ip route 192.168.4.0 255.255.255.0 192.168.5.1

5. Konfigurasi IP dari setiap client. Ketentuan ada di gambar topologi yang diatas tadi.
Caranya klik pada PC Client --> tab Desktop --> IP Configuration.

Daftar IP Client :
- PC 0
 IP 192.168.1.2
 Netmask 255.255.255.0
 Gateway 192.168.1.1 --> ip router
- PC 1
 IP 192.168.2.2
 Netmask 255.255.255.0
 Gateway 192.168.2.1 --> ip router
- PC 2
 IP 192.168.3.2
 Netmask 255.255.255.0
 Gateway 192.168.3.1 --> ip router

6. Cek dengan mengirimkan pesan ping ataupun pesan surat. Jika muncul respon failed coba beberapa kali dahulu, Biasanya untuk pertama kali gagal kemudian selanjutnya akan successful.
Itu keterangannya successful artinya pesan dapat terkirim.

Kesimpulan
Routing static sangat berguna untuk menyatukan jaringan yang berbeda subnet sehingga dapat bertukar data dan berkomunikasi secara aman. Routing static tentu lebih aman dibanding dengan routing dinamic karena tabel routing dimasukan secara manual oleh administrator.

Sekian tutorial dari saya, Semoga bermanfaat.


Senin, 28 Januari 2019

Pengertian Scanning/Scanner

Pengertian Scanner

Scanner adalah suatu alat elektronik yang mempunyai fungsi dasar sebagai pengganda berkas pemakainya untuk selanjutnya dikonversi dan disimpan berupa file digital.
Melihat dari kata kerja yaitu to scan yang berarti memindai, alat ini bekerja dangan memindai setiap detail lembaran yang diimput sampai tidak ada bagian yang tersisa.
Untuk menggunakan scanner ini, maka harus ada bahan baku yang disini biasanya dalam bentuk berkas tipis, atau kertas. Berkas tersebut akan dipindai, maka hasil output yang didapat adalah balam bentuk berkas visual yang berupa digital dengan ukuran atau kualitas yang bisa diubah untuk mendapatkan kualitas yang dikehendaki oleh penggunanya.
Material dalam bentuk lembaran yang dimasukkan dalam scanner bisa berupa gambar atau foto, poster, majalah, atau lembaran majalah, koran, dan bahan bahan lain yang dapat di edit dan ditampilkan pada layat monitor komputer.

Sejarah Scanner

Scanner diawal kemunculannya dapat menyaingi suatu teknologi mesin foto kopi yang dikenalkan di tahun 1959 dengan waktu itu adalah Xerox.
Meskipun dari kedua alat tersebut mempunyai fungsi dasar yang sama, yakni sebagai pengganda, mesin foto kopi mempunyai ukuran yang besar dan menghasilkan output dalam bentuk kertas yang ukurannya tidak bisa diedit atau manipulasi.
Sementara scanner yang mengarah di dunia digital dengan outpu dalam bentuk berkas digital yang bisa diubat sedemikian rupa tampilannya sesuai dengan yang diinginkan pengguna.
Karena fungsi dasarnya yang sama, keduanya tetapi mempunyai penggunanya masing-masing karena menyesuaikan kebutuhan. Hanya saja, tak dapat dipungkiri bahwa terdapat kecenderungan untuk mengadopsi teknolgo dan menggantikan teknologi pengganda analog semacam foto kopi.
Inisiatif seperti ini seringkali diwujudkan dengan melakukan penggabungan atau integrasikan mesin foto kompi digital modern dengan scanner dan printer laser.
Perkembangan teknologi menjadi suatu integrasi tersebut semakin membuattakjub, yang diwujudkan dengan munculnya scanner dengan kecepatan tinggai atau mengirimkan berkas melalui email.

Fungsi Scanner

Munculnya scanner tidak terlepas dari usaha memenuhi kebutuhan manusia, lebih utama pada mereka yang sering berkaitan dengan dokumen dan berkas. Maka fungsi scanner adalah sebagai berikut:

Menyalin Berkas

Fungsi pertama scanner yaitu untuk menyalin berkas penting yang berguna untuk melindungi dari hal-hal yang dapat merusak berkas itu sendiri. Seperti terkena air, robek atau hal lainnya.

Dokumentasi

Beberapa pemakai scanner ketika akan mendokumentasikan atau menyimpan berkas yang dinilai penting sangat disarankan menggunakan scanner dan menyimpannya dalam berkas digital. Tujuan scanner juga untuk menggandakan berkas yang tidak ada berkas penggantinya. Jadi apabila suatu saat dibutuhkan maka cukup dengan mencetaknya kembali.

Mengolah Berkas

Pada saat berhubungan dengan berkas yang berwujud fisik, maka resiko paling kecil yang timbul yaitu waktu yang terbuang karena mengelola yang sulit. Dengan scanner, masing-masing berkas bisa dikelola dan dibagi dengan mudah. Pada saat berkas diperlukan, versi digital sudah siap untuk dipakai kapan saja.

Mengamankan Berkas

Berkas pada umumnya mempunyai resiko fisik yang dapat terjadi kapan saja, seperti terkena air, rusak ataupun hal lainnya. Dengan scanner, maka berkas lebih aman sebab versi digital bisa menjadi jaminan eksistensi dari versi asli.

Jenis-Jenis Scanner

Beberapa jenis scanner muncul karena berkembangnya teknologi setiap hari, sehingga lahirlah keluaran scanner dengan berbagai jenis, antara lain:

Flatbed Scanner

Ini adalah jenis scanner yang paling sering ditemukan dan juga yang paling pertama muncul, dan sering dijumpai di perumahan atau perkantoran.
Berbentuk kompak dan terbagi menjadi dua bagian yang dapat salin mengatup. Bagian dasar merupakan tempat dimana lembaran berkas ditempatkan, sedangkan bagian atas dipakai untuk menutup ketika proses pemindaian sedang berlangsung.
Jenis ini merupakan jenis kuno dan tidak praktis, yang artinya hanya dapat dipakai untuk memindai satu berkas dalam sekali proses.

Sheet-Fed Scanner

Scanner jenis ini harganya lebih mahal, serta kinerjanya mirip dengan jenis flatbed. Yang membedakan adalah lembaran yang dimasukkan ke dalam scanner dan bergerak di sepanjang proses pemindaian.
Jenis ini kurang cocok untuk buku. Sehingga yang pas adalah untuk pemakaian lembaran tunggal saja. Walaupun seperti itu, scanner jenis ini seringkali dijumpai di rumah ataupun perkantoran.

Integrated Scanner

Jenis scanner ini dapat dibilang sering digunakan sekarang ini karea dapat menghasilkan output dengan hasil kualitas yang diinginkan.

Drum Scanner

Jenis scanner ini sering dipakai untuk menangkap gambar dan memproduksinya kembali dengan resolusi yang tinggi. Hasil maksimal sejenis ini membuat hanya sedikit produsen scanner jenis ini.

PSC atau Print Scan Copy

Adalah salah satu jenis perangkat yang multifungsi antara lain bisa dipakai sebagai scanner, bisa juga dipakai sebagai printer dan juga dapat dipakai untuk mesin fotokopi.

Handy Scanner

Adalah scanner yang berupa postcard, yang sering kita temui ketika berada di Supermarket maupun minimarket. Karena bisa digunakan untuk men scan di mesin kasir sebagai pembaca harga barang-barang yang ada di barcode barang tersebut. Mereka yang memproduksinya mengemukakan bahwa ini adalah pengembangan lebih lanjut dari tipe flatbed.

Portable Scanner

Jenis scanner ini akhir-akhir ini juga sering digunakan, utamanya oleh mereka yang sering mobilisasi tinggi. Scanner portable ini didukung oleh pemakaian baterai dan juga kartu memori.
Pada saat pengguna melakukan pemindaian, isi hasil pemindaian langsung tersimpah pada memorinya. Sehingga ketika di kantor atau dirumah, pengguna hanya cukup mentransfernya pada komputer.
Unutk hasil kualitas scanner ini tidak kalah dengan scanner yang lain.

Cara Kerja Scanner

Scanner berjalan dengan menyinari dokumen yang akan discan atau dibuat versi digitalnya, dan selanjutnya mengarahkan sinar yang terpantul menuju elemen foto sentitif yang ada di scanner tersebut.
Di kebanyakan scanner, medium yang bertindak sebagai sensor dikenal dengan nama Charged Coupled Device (CDD).
Selama prose pemindaian ini, photosites yang sensitif kepada cahaya bergerak di sepanjang CCD dan mengubah level kecerahan cahaya menjadi sinyal-sinyal elektronik yang selanjutnya diubah menjadi tampilan digital.
Maka berkas atau dokumen yang dimasukkan melalui scanner bisa diakses, dibawca ataupun disimpan pada komputer ataupun laptop.

Macam-Macam Jenis Format Gambar dan Penjelasannya

Berikut macam-macam tipe format gambar dan penjelasannya :

1) PSD (Photoshop Document)

Format file ini merupakan format asli dokumen Adobe Photoshop. Format ini mampu menyimpan informasi layer dan alpha channel yang terdapat pada sebuah gambar, sehingga suatu saat dapat dibuka dan diedit kembali.

Format ini juga mampu menyimpan gambar dalam beberapa mode warna yang disediakan Photoshop. Anda dapat menyimpan dengan format file ini jika ingin mengeditnya kembali.

2) BMP (Bitmap Image)

Format file ini merupakan format grafis yang fleksibel untuk platform Windows sehingga dapat dibaca oleh program grafis manapun. Format ini mampu menyimpan informasi dengan kualitas tingkat 1 bit samapi 24 bit. Kelemahan format file ini adalah tidak mampu menyimpan alpha channel serta ada kendala dalam pertukaran platform. Untuk membuat sebuah objek sebagai desktop wallpaper, simpanlah dokumen Anda dengan format file ini. Anda dapat mengkompres format file ini dengan kompresi RLE. Format file ini mampu menyimpan gambar dalam mode warna RGB, Grayscale, Indexed Color, dan Bitmap.

3) EPS (Encapsuled Postcript)

Format file ini merupakan format yang sering digunakan untuk keperluan pertukaran dokumen antar program grafis. Selain itu, format file ini sering pula digunakan ketika ingin mencetak gambar.

Keunggulan format file ini menggunakan bahasa postscript sehingga format file ini dikenali oleh hampir semua program persiapan cetak.

Kelemahan format file ini adalah tidak mampu menyimpan alpha channel, sehingga banyak pengguna Adobe Photoshop menggunakan format file ini ketika gambar yang dikerjakan sudah final. Format file ini mampu menyimpan gambar dengan mode warna RGB, CMYK, Lab, Duotone, Grayscale, Indexed Color, serta Bitmap. Selain itu format file ini juga mampu menyimpan clipping path.

4) JPG/JPEG (Joint Photographic Expert Group)

Format file ini mampu mengkompres objek dengan tingkat kualitas sesuai dengan pilihan yang disediakan. Format file sering dimanfaatkan untuk menyimpan gambar yang akan digunakan untuk keperluan halaman web, multimedia, dan publikasi elektronik lainnya. Format file ini mampu menyimpan gambar dengan mode warna RGB, CMYK, dan Grayscale. Format file ini juga mampu menyimpan alpha channel, namun karena orientasinya ke publikasi elektronik maka format ini berukuran relatif lebih kecil dibandingkan dengan format file lainnya.

5) GIF (Graphic Interchange Format)

Format file ini hanya mampu menyimpan dalam 8 bit (hanya mendukung mode warna Grayscale, Bitmap dan Indexed Color). Format file ini merupakan format standar untuk publikasi elektronik dan internet.

Format file mampu menyimpan animasi dua dimensi yang akan dipublikasikan pada internet, desain halaman web dan publikasi elektronik. Format file ini mampu mengkompres dengan ukuran kecil menggunakan kompresi LZW.

6) TIF (Tagged Image Format File)

Format file ini mampu menyimpan gambar dengan kualitas hingga 32 bit. Format file ini juga dapat digunakan untuk keperluan pertukaran antar platform (PC, Machintosh, dan Silicon Graphic).

Format file ini merupakan salah satu format yang dipilih dan sangat disukai oleh para pengguna komputer grafis terutama yang berorientasi pada publikasi (cetak). Hampir semua program yang mampu membaca format file bitmap juga mampu membaca format file TIF.

7) PCX

Format file ini dikembangkan oleh perusahaan bernama Zoft Cooperation. Format file ini merupakan format yang fleksibel karena hampir semua program dalam PC mampu membaca gambar dengan format file ini.

Format file ini mampu menyimpan informasi bit depth sebesar 1 hingga 24 bit namun tidak mampu menyimpan alpha channel. Format file ini mampu menyimpan gambar dengan mode warna RGB, Grayscale, Bitmap dan Indexed Color.

8) PDF (Portable Document Format)

Format file ini digunakan oleh Adobe Acrobat, dan dapat digunakan oleh grafik berbasis pixel maupun vektor. Format file ini mampu menyimpan gambar dengan mode warna RGB, CMYK, Indexed Color, Lab Color, Grayscale dan Bitmap.

Format file ini tidak mampu menyimpan alpha channel. Format file ini sering menggunakan kompresi JPG dan ZIP, kecuali untuk mode warna Bitmap yaitu menggunakan CCIT.

9) PNG (Portable Network Graphic)

Format file ini berfungsi sebagai alternatif lain dari format file GIF. Format file ini digunakan untuk menampilkan objek dalam halaman web. Kelebihan dari format file ini dibandingkan dengan GIF adalah kemampuannya menyimpan file dalam bit depth hingga 24 bit serta mampu menghasilkan latar belakang (background) yang transparan dengan pinggiran yang halus. Format file ini mampu menyimpan alpha channel.

10) PIC (Pict)

Format file ini merupakan standar dalam aplikasi grafis dalam Macintosh dan program pengolah teks dengan kualitas menengah untuk transfer dokumen antar aplikasi. Format file ini mampu menyimpan gambar dengan mode warna RGB dengan 1 alpha channel serta Indexed Color, Grayscale dan Bitmap tanpa alpha channel. Format file ini juga menyediakan pilihan bit antara 16 dan 32 bit dalam mode warna RGB.

11) TGA (Targa)

Format file ini didesain untuk platform yang menggunakan Targa True Vision Video Board. Format file ini mampu menyimpan gambar dengan mode warna RGB dalam 32 bit serta 1 alpha channel, juga Grayscale, Indexed Color, dan RGB dalam 16 atau 24 bit tanpa alpha channel.

Format file ini berguna untuk menyimpan dokumen dari hasil render dari program animasi dengan hasil output berupa sequence seperti 3D Studio Max.

12) IFF (Interchange File Format)

Format file ini umumnya digunakan untuk bekerja dengan Video Toaster dan proses pertukaran dokumentasi dari dan ke Comodore Amiga System. Format file ini dikenali hampir semua program grafis yang terdapat dalam PC serta mampu menyimpan gambar dengan mode warna Bitmap. Format file ini tidak mampu menyimpan alpha channel.

13) SCT (Scitex Continous Tone)

Format file ini digunakan untuk menyimpan dokumen dengan kualitas tinggi pada komputer Scitex. Format file ini mampu menyimpan gambar dengan mode warna RGB, CMYK, dan Grayscale namun tidak mampu menyimpan alpha channel.

14) PXR (Pixar)

Format file ini khusus untuk pertukaran dokumen dengan Pixar Image Computer. Format file ini mampu menyimpan gambar dengan mode warna RGB dan Grayscale dengan 1 alpha channel.

15) RAW

Format file ini merupakan format file yang fleksibel untuk pertukaran dokumen antar aplikasi dan platform. Format file ini mampu menyimpan mode warna RGB, CMYK, dan Grayscale dengan 1 alpha channel serta mode warna Multichannel, Lab Color dan Duotone tanpa alpha channel.

16) DCS (Dekstop Color Separation)

Format file ini dikembangkan oleh Quark dan merupakan format standar untuk .eps. Format ini mampu menyimpan gambar dengan mode warna Multichannel dan CMYK dengan 1 alpha channel dan banyak spot channel. Format file ini mampu menyimpan clipping path dan sering digunakan untuk proses percetakan (publishing).